Rabu, 11 Juni 2008

Ketika Yahudi Menunggu Subuh KIta

Apa sih yang kita kerjakan di waktu subuh? Nyiapin buat kuliah? Atau olahraga terus nyantap sarapan pagi? Tapi sudahkah kita solat subuh berjamaah?

Ada cerita menarik dari Ustadz Syamsi Ali dari New York. Ustadz yang sudah tinggal lama di jantung komunitas Yahudi dunia ini pernah menyaksikan satu acara yang menghadirkan dua rabbi. Salah satu rabbi Yahudi pernah mengatakan bahwa sholat Jum’at harus diwaspadai karena sangat bias dijadikan satu wadah untuk bergerak dalam melakukan perlawanan terhadap Yahudi.

Bisa jadi, kecemasan Yahudi seperti ni yang dicemaskan banyak pemmpin sekuler dunia di mana masjid-masjid yang berdiri di wilayah mereka. Mereka pun memasang kamera pengintai yang dapat mengawasi isi khutbah para khatib.

Mendengar pembicaraaan rabbi pertama, rabbi kedua tertawa lantas berkata,”Janganlah takut, Saudaraku. Sholat Jum’at janganlah kita jadikan ukuran bahwa umat Islam sudah bersatu. Sholat Jum’at bukan pertanda bahwa mereka sudah bersatu, walau mereka biasanya memenuhi masjid di waktu siang. Walau jumlah mereka banyak, tapi sebenarnya mereka tercerai-berai.”

Rabbi pertama lantas bingung dan bertanya, “Jika demikian, apa yang bisa kita jadikan tolok ukur bahwa mereka sudah bersatu-padu dan apa tanda-tanda bahwa mereka segera menghancurkan kita?”

Rabbi kedua terhenyak dan kemudian dengan perlahan-seolah takut didengar orang-rabbi kedua berbisik,”Sholat Jum’at memang tidak bisa kita jadikan tolok ukur kekuatan mereka. Satu-satunya yang bisa kita jadikan tolok ukur , satu-satunya yang harus kita waspadai, satu-satunya yang harus kita cemaskan adalah jika orang-orang Islam itu sudah melaksanakan sholat Subuh berjamaah sebanyak mereka menunaikan sholat Jum’at. Bila sholat Subuh mereka sudah memenuhi masjid-masjid seperti halnya sholat Jum’at, maka barulah itu tanda-tanda akan datangnya kehancuran bagi kita. Di hari itu kita wajib waspada."

Saudariku, betapa pentingnya shalat Subuh bagi seorang muslim. Tapi amat disayangkan bila shalat Subuh tidak dijadikan awal kekuatan kita sebagai seorang muslim. Dan amat disayangkan pula karena yang mengetahui kekuatan kita yang sebenarnya adalah bangsa Yahudi bukan muslim. Karenanya kita tidak dapat mengukur kekuatan kita sendiri, padahal di luar sana banyak musuh-musuh Islam yang menginginkan kehancuran Islam.

Wallahu 'alam

Tidak ada komentar: