Kamis, 22 Mei 2008

Refleksi Kebangkitan Nasional

20 Mei 2008, Indonesia memperingati 100 tahun hari kebangkitannya.
Meski ada yang berbeda pendapat bahwa bukan tahun 1908 saat berdirinya Budi Utomo kita bangkit, namun sejak berdirinya Sarekat Dagang Islam tahun 1905. Rasanya bukan itu pointnya. Sekarang kita sama-sama mengetahui kondisi bangsa yang tak kian maju ini.

Kenapa tak maju-maju? Karena bangsa ini bahkan belum berdiri. Berarti belum sepenuhnya bangkit dari tidur panjangnya. Artinya juga kita masih terlena dengan dongeng kerajaan yang kaya raya yang baru dilepas oleh penjajah. Bangsa ini sebenarnya masih terjajah. Ruang politik dunianya masih dikontrol negara adidaya, seperti boneka mainan saja. Sumber daya alamnya yang terkenal melimpah ruah, sebenarnya tak sedikitpun mampu menjawab permasalahan kelaparan dan kemiskinan rakyatnya. Karena aset-aset berharganya telah dijajah pihak asing, yang tentu saja tak pernah memikirkan kesulitan rakyat dari negri yang dijajahnya. Ditambah lagi krisis pemimpin bangsa yang bersih, tegas, adil dan amanah. Bangsa ini sudah terpuruk, maka janganlah kita menambah kehancurannya.

Yang mengerikan untuk dibayangkan adalah bila para wanita justru menjadi penyebab kehancuran peradaban. Karena, bayangkan bila para wanita negeri ini justru stress dan tak tentu arah menyikapi permasalahan bangsa. Kemiskinan bisa membawanya menjadi pekerja seks, Na'udzubillahi mindzalik. Dari situ justru timbul masalah baru. Ia bisa mengidap penyakit AIDS begitupula para lelaki yang 'bermain' dengannya. Kalaupun tidak sakit, tapi kalau ia hamil lantas menggugurkan bayinya karena tidak punya uang untuk membiayai anaknya. Itu juga masalah sosial yang timbul akibat degradasi moral wanitanya.

Atau bila para ibu menjual anaknya ke preman jalanan agar mendapatkan uang demi menyambung hidup. Sang anak bukannya mengecap pendidikan yang baik disekolah malah belajar menipu dan menjambret dari preman. Bila sang istri selingkuh akibat suaminya tak mampu membelikannya kosmetik. Sehingga kehidupan rumah tangga dan anak-anaknya berantakan. Atau bila gadis remaja rela 'jalan' dengan lelaki hidung belang yang bisa memberinya uang untuk bayar sekolah atau sekedar jajan dan hidup hedonis. Generasi penerus bangsa semakin rusak, tak ada lagi yang mampu memberi solusi bagi permasalahan bangsa. Sehingga perlahan tapi pasti, bangsa ini bukannya maju malah jatuh dan mati.

Sejak seminggu yang lalu, saya googling dan baca berbagai opini tentang 100 tahun Indonesia. Kesimpulannya, masih banyak kekecewaan. Wajar. 100 tahun adalah angka yang besar untuk memperingati kebangkitan suatu bagsa. Tapi nyatanya : BBM naik hampir 30%, yang akan segera disusul dengan kenaikan bahan pokok dan angkutan umum. meski jutaan rakyat menolak dan berunjuk rasa, pemerintah seakan tak punya hati tuk menanggapi.

Pidato pak presiden yang menyoroti kemandirian bangsa, nampaknya hanya manis di bibir tapi pahit pada faktanya: indosat dikuasai singapura, XL garapan malaysia, Freeport masih diperpanjang kontraknya, beberapa ladang minyak digenggam Chevron, ExxonMobil, PetroChina, dll. Mana amanat UU bahwa kekayaan alam yang terkandung didalam bumi Indonesia ini dikuasai negara dan dimanfaatkan untuk seBESAR-BESAR kemakmuran rakyat?

Saya juga sempat menonton acara perayaan 100 tahun kebangkitan nasional yang serba wah itu, ditengah himpitan yang ada. Rakyat yang kelaparan dan mungkin besok paginya harus ngantri minyak, dipaksa melihat presidennya tersenyum melihat hiburan aksi terjun payung para jendral TNI. Karena seluruh televisi serentak menayangkan acara itu. Sepanjang acara hanya hiburan. Nyanyi-nyanyi. Tidak ada refleksinya!

Hari ini, 22 Mei, diadakan seminar 'Selamatkan Indonesia' di Aula Barat ITB. Acara yang dikelola oleh teman-teman dari FIM, GAMAIS dan Kabinet KM ini justru sangat menarik dan memiliki poin lebih dibandingkan perayaan di senayan itu. Memaknai kata 'Bangkit' dengan memulai dari membangun Pendidikan yang baik, aku rasa itu bisa jadi salah satu solusi dari permasalah bangsa saat ini.

Salut sama Pak Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar Terpilih) yang mau duduk bareng mahasiswa dan diskusi tentang pendidikan sebagai solusi memerangi kemiskinan. Karena memang untuk memutus mata rantai semua permasalahan bangsa, pendidikan adalah kuncinya. Karena apa yang dilakukan seseorang, tak akan mungkin melangkahi apa yang ada dalam otak/pikirannya. Kalau otaknya hanya sejengkal, tak mungkin ia melangkah sehasta. namun bila isi otaknya melebar jadi sehasta, maka ia pasti bisa melangkah sehasta pula. Seseorang tak mungkin bekerja untuk hidup sejahtera bila pengetahuannya rendah.

Salut juga sama temen-temen penginisiasi Rumah Belajar KM. Semoga usaha membantu mendidik adik-adik yang tidak mampu itu memang bisa mendewasakan. Baik mendewasakan adik-adik muridnya, maupun para mahasiswa pengajarnya.

Kembali ke 100 tahun Indonesia bangkit. Saya hanya seorang mahasiswa yang masih banyak mengeluh dan belum banyak berkontribusi. Terlepas dari sudah bangkit kah Indonesia atau belum? So, I just wanna keep struggle to have a better civilization of my nation.

Saya yakin ditengah kelemahan pemimpin negeri ini masih ada sebagian diantara mereka yang benar-benar ingin negeri ini maju. Indonesia 2008 seperti ini. Mungkin Indonesia 2030 sebagaimana visinya yang sudah banyak dibayangkan para pemimpin, kehidupan bangsa ini benar-benar bisa lebih baik dari saat ini. Akankah? It may be faster or longer. It depends on us as the agent of change, isn't it?

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

-------------------

Fahri : Pak, bolehkah saya meminjam uang pada bapak, untuk pengobatan adik saya yang sakit parah?

Bahadur : Hmm, lebih baik kau kerja saja padaku! Hasilnya pasti sangat besar bagi orang semiskin kamu! ayo, jual Narkoba dengan saya!

Fahri : astaghfirullahal'adzim...

( sekilas dialog dari teater anak Kampung 200 di seminar 'Selamatkan Indonesia' ^ ^)

Ku Tertegun dan Berharap

Apakah yang dibisikkan angin?
yang bersemilir melintasi untaian zamrud khatulistiwa negriku..
Ku tertegun

Ya Rabb,apa yang terjadi pada para ibu di negriku?
apa yang terjadi pada para gadis remaja?
apa yang terjadi pada para bocah perempuan kami?
Adakah semua itu berdampak
pada kehancuran dan kerusakan melanda negeri ini...

Ya Rabb, Engkau Yang Maha Mengampuni
Selamatkanlah kami dari kehancuran bangsa ini
Selamatkanlah kaum perempuan sehingga tidak menjadi fitnah di bumi

Jikalau kami berpaling dari fitrah kami
Kembalikan kami ke jalanMu
Dan jadikanlah kami bagian dari pembangun peradaban negeri ini

Hanya padaMu Ya Rabb,
kami beribadah dan berharap